Analisis Dalam Laporan Keuangan
Pengertian Analisis Dalam Laporan Keuangan
Menurut Finnerty (1989:4), analisis laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Financial analysis is the process of collecting and refining financial data and preventing the refined financial information in summary format suitable for effective decision making.”
Sedangkan Bowlin (1990:4) mengatakan: “financial analysist provides a metodh for assessing financial strenghts and weakness of the firm using information found in its financial statements.”
Dengan pengertian tersebut dapat kita lihat bahwa analisa laporan keuangan merupakan suatu proses untuk menganalisis keadaan keuangan suatu perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangannya sehingga kita dapat menilai keunggulan atau kelemahan kondisi keuangannya dan berdasarkan hasil analisis tersebut akan dapat diambil suatu keputusan keuangan yang efektif.
A. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk melihat hubungan dari berbagai pos-pos di dalam suatu laporan keuangan yang merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan sesuai dengan kebutuhan para pemakai laporan keuangan.
Kebutuhan menganalisis laporan keuangan berbeda-beda seperti diungkapkan oleh Van Horne (1998:691) “the type of analysis varies according to the spesifik interests of the party involved”. Misalnya, trade creditor akan sangat berkepentingan untuk mengetahui apakah perusahaan dinilai cukup dipercaya untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang tercermin dalam tingkat llikuiditasnya yang dapat dianalisis melalui laporan keuangannya. Pemegang obligasi, dilain pihak akan berkepentingan terhadap kewajiban jangka panjangnya dan sebagainya.
- Rasio Sebagai Alat Analisis
Dalam mengadakan interpretasi dan analisa laporan keuangan suatu perusahaan, seorang analisis keuangan memerlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan adalah “rasio”. Mengenai hal ini Van Horne dalam buku Finacial Management and Policy (1998:691) mengatakan: ”to evaluate the financial condition and performance of a company, the financial analyst needs certain yardsticks. The yardstick frequently used is ratio, or index, relating two pieces of financial data to each other“.
B. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Rasio keuangan yang ada saat ini sangat banyak macamnya karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Demikian pula pengelompokan rasio juga bermacam-macam. Apabila dilihat dari tujuan penganalisis menurut J Fred Weston, terjemahan Jaka Wasana (1991:225), angka-angka rasio tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Rasio likuiditas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya bila jatuh tempo, misalnya current ratio.
2. Rasio leverage, yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang, misalnya , debt ratio, debt/equity, time interest earned.
3. Rasio Aktivitas, yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumberdayanya, misalnya working capital turn over
4. Rasio Profitabilitas, yang mengukur efektivitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan, misalnya net profit margin, return on asset, gross profit margin, return on common equity dan sebagainya.
5. Rasio pertumbuhan, yang mengukur kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di dalam pertumbuhan ekonomi dan industri.
6. Rasio Penilaian, yang mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi, misalnya price to earning, market to book ratio.
C. Manfaat analisis rasio keuangan
Mengadakan interpretasi atau analisa terhadap laporan keuangan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Arthur J. Keown, terjemahan Chaerul D (1999:91) mengatakan:
“rasio keuangan membantu kita mengindentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan dan dapat memberikan cara-cara untuk membuat perbandingan dari data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti”.
D. Keterbatasan analisis rasio keuangan
1. Kadang sulit untuk mengidentifikasi kategori industri dengan perusahaan berada jika perusahaan beroperasi dengan beberapa bidang usaha
2. Angka rata-rata industri yang diterbitkan hanya merupakan perkiraan saja dan hanya memberikan panduan umum karena bukan merupakan hasil penelitian ilmiah dari seluruh perusahaan dalam industri maupun sampel yang cocok dari beberapa perusahaan dalam industri
3. Perbedaaan akuntansi tiap-tiap perusahaan dapat menghasilkan perbedaan rasio yang dihitung
4. Rasio keuangan dapat menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah
5. Rata-rata industri mungkin tidak memberikan target rasio atau norma yang diinginklan
6. Banyak perusahaan mengalami situasi musim dalam kegiatan operasinya
(Arthur J. Keown, terjemahan Chaerul D, 1999:106 )
Sumber :
http://putracenter.net/2010/09/12/analisis-dalam-laporan-keuangan/
Menurut Finnerty (1989:4), analisis laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Financial analysis is the process of collecting and refining financial data and preventing the refined financial information in summary format suitable for effective decision making.”
Sedangkan Bowlin (1990:4) mengatakan: “financial analysist provides a metodh for assessing financial strenghts and weakness of the firm using information found in its financial statements.”
Dengan pengertian tersebut dapat kita lihat bahwa analisa laporan keuangan merupakan suatu proses untuk menganalisis keadaan keuangan suatu perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangannya sehingga kita dapat menilai keunggulan atau kelemahan kondisi keuangannya dan berdasarkan hasil analisis tersebut akan dapat diambil suatu keputusan keuangan yang efektif.
A. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk melihat hubungan dari berbagai pos-pos di dalam suatu laporan keuangan yang merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan sesuai dengan kebutuhan para pemakai laporan keuangan.
Kebutuhan menganalisis laporan keuangan berbeda-beda seperti diungkapkan oleh Van Horne (1998:691) “the type of analysis varies according to the spesifik interests of the party involved”. Misalnya, trade creditor akan sangat berkepentingan untuk mengetahui apakah perusahaan dinilai cukup dipercaya untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang tercermin dalam tingkat llikuiditasnya yang dapat dianalisis melalui laporan keuangannya. Pemegang obligasi, dilain pihak akan berkepentingan terhadap kewajiban jangka panjangnya dan sebagainya.
- Rasio Sebagai Alat Analisis
Dalam mengadakan interpretasi dan analisa laporan keuangan suatu perusahaan, seorang analisis keuangan memerlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan adalah “rasio”. Mengenai hal ini Van Horne dalam buku Finacial Management and Policy (1998:691) mengatakan: ”to evaluate the financial condition and performance of a company, the financial analyst needs certain yardsticks. The yardstick frequently used is ratio, or index, relating two pieces of financial data to each other“.
B. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Rasio keuangan yang ada saat ini sangat banyak macamnya karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Demikian pula pengelompokan rasio juga bermacam-macam. Apabila dilihat dari tujuan penganalisis menurut J Fred Weston, terjemahan Jaka Wasana (1991:225), angka-angka rasio tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Rasio likuiditas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya bila jatuh tempo, misalnya current ratio.
2. Rasio leverage, yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang, misalnya , debt ratio, debt/equity, time interest earned.
3. Rasio Aktivitas, yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumberdayanya, misalnya working capital turn over
4. Rasio Profitabilitas, yang mengukur efektivitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan, misalnya net profit margin, return on asset, gross profit margin, return on common equity dan sebagainya.
5. Rasio pertumbuhan, yang mengukur kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di dalam pertumbuhan ekonomi dan industri.
6. Rasio Penilaian, yang mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi, misalnya price to earning, market to book ratio.
C. Manfaat analisis rasio keuangan
Mengadakan interpretasi atau analisa terhadap laporan keuangan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Arthur J. Keown, terjemahan Chaerul D (1999:91) mengatakan:
“rasio keuangan membantu kita mengindentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan dan dapat memberikan cara-cara untuk membuat perbandingan dari data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti”.
D. Keterbatasan analisis rasio keuangan
1. Kadang sulit untuk mengidentifikasi kategori industri dengan perusahaan berada jika perusahaan beroperasi dengan beberapa bidang usaha
2. Angka rata-rata industri yang diterbitkan hanya merupakan perkiraan saja dan hanya memberikan panduan umum karena bukan merupakan hasil penelitian ilmiah dari seluruh perusahaan dalam industri maupun sampel yang cocok dari beberapa perusahaan dalam industri
3. Perbedaaan akuntansi tiap-tiap perusahaan dapat menghasilkan perbedaan rasio yang dihitung
4. Rasio keuangan dapat menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah
5. Rata-rata industri mungkin tidak memberikan target rasio atau norma yang diinginklan
6. Banyak perusahaan mengalami situasi musim dalam kegiatan operasinya
(Arthur J. Keown, terjemahan Chaerul D, 1999:106 )
Sumber :
http://putracenter.net/2010/09/12/analisis-dalam-laporan-keuangan/
0 comments:
Post a Comment