Strategi Mengelola Risiko Perusahaan
Setiap jenis bisnis pasti terpapar oleh risiko-risiko bisnis. Dengan pengertian risiko yang dimaksud adalah kemungkinan terjadinya potential benefit atau potential loss pada perusahaan. Tentu yang dihindari adalah potential loss, tetapi kita tidak boleh melupakan bahwa di setiap risiko, selalu ada potential benefit yang akan menguntungkan perusahaan.
Misalnya, anda berbisnis di bidang distribusi. Tentu anda memiliki kendaraan bukan? nah, kendaraan ini adalah aset yang sifatnya vital bagi perusahaan. Kalau tidak ada kendaraan, atau kendaraan mengalami kerusakan, proses bisnis anda (yaitu antar-mengantar barang) bisa jadi tidak berjalan sama sekali. Karena itu, menjadi risiko bagi bisnis distribusi anda, menjadi suatu kemungkinan pada bisnis anda, bahwa kendaraan akan rusak. Entah karena kecelakaan, umur kendaraan, dan lain sebagainya.
Dan di sinilah pentingnya suatu pengelolaan risiko perusahaan. Yaitu bagaimana mengelola kemungkinan buruk yang ada, menjadi suatu manfaat bagi perusahaan. strategi pengelolaan risiko ini ada beberapa tahap:
Pertama, berdasar bisnis model anda, atau berdasar proses bisnis anda, tentukanlah risiko apa saja yang mungkin terjadi. Inilah tahap pertama dari semua pengelolaan risiko: yaitu membuat daftar risiko yang mungkin terjadi, dengan berbagai skala loss-nya. Risiko-risiko ini bisa saja sudah pernah terjadi sebelumnya, atau masih berdasar perkiraan. Tentu mengantisipasi hal buruk yang belum terjadi, adalah salah satu pelaksanaan manajemen risiko yang terbaik.
Kedua, tetapkan tingkat frekuensi risiko tersebut, beserta kemungkinan seberapa besar kerusakannya. Buat dalam sebuah matriks, dengan ukuran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Misalnya matriks 5×5. Semakin besar angka yang digunakan, maka semakin sering risiko terjadi atau semakin besar loss-nya. Dan demikian pula sebaliknya. Di sini, anda bisa memetakan risiko-risiko yang sudah terdaftar, ke dalam matriks. Sehingga, anda bisa melihat peta persebaran risiko perusahaan anda.
Ketiga, tetapkan langkah-langkah yang akan perusahaan anda lakukan untuk meminimalisir terjadinya risiko. Apakah dengan mentransfer kepada pihak ketiga (asuransi, misalnya) atau dengan menetapkan sendiri program manajemen risiko untuk risiko tersebut. Bila risiko terlalu kecil, meski sering terjadi, bisa saja perusahaan tidak mengambil tindakan apa-apa. Artinya, menyerap potential loss yang terjadi dari risiko tersebut.
Keempat, setelah beberapa waktu pelaksanaan manajemen risiko, coba petakan kembali risiko-risiko yang ada, seperti pada langkah kedua. Bila perusahaan anda berhasil menerapkan manajemen risiko yang lebih baik, konsentrasi risiko tentu akan bergeser menuju area jarang terjadi-kerugian yang kecil. Biasanya berada pada skala ukur yang kecil pada peta risiko. Risiko sulit untuk dihapuskan sama sekali. Paling tidak, biasanya risiko akan bertransformasi menjadi bentuk risiko yang lain.
Sebagai penutup strategi manajemen risiko, harus diketahui dan dicamkan di benak para eksekutif perusahaan bahwa risiko adalah suatu kemungkinan yang (bisa jadi) tidak terlihat bagi perusahaan. Tetapi, karena risiko adalah kemungkinan, maka peluang terjadi kerugian akan selalu ada. Selain itu, harus diketahui bahwa manajemen risiko adalah menduga-duga sesuatu peristiwa buruk yang mungkin terjadi. Dan tim eksekutif harus selalu yakin bahwa, mencegah peristiwa merugikan, adalah jauh lebih baik daripada memperbaiki kerugian yang muncul.
Mudah-mudahan strategi manajemen risiko ini bermanfaat bagi perusahaan anda. Di industri mana pun perusahaan anda bergerak.
Sumber : http://strategibisnisanda.com/
0 comments:
Post a Comment